Surabaya – Dalam rangka memperluas wawasan dan memperdalam pemahaman mengenai strategi pengelolaan dakwah berbasis masjid, mahasiswa Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), Manajemen Haji dan Umrah (MHU), serta Manajemen Dakwah (MD) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Senin, 28 April 2025.
Kegiatan ini menjadi salah satu langkah strategis untuk mengkaji bagaimana masjid besar mengelola dakwah dan pelayanan umat di tengah dinamika perkembangan zaman. H. Helmy Muhammad Noor, S.Ip., Sekretaris Badan Pelaksana Pengelola (BPP) Masjid Al Akbar Surabaya, dalam sambutannya menyampaikan sejarah penting berdirinya masjid ini. Peletakan batu pertama dilakukan pada 4 Agustus 1994, dan resmi digunakan untuk masyarakat pada 10 November 2000. Kini, di usianya yang ke-24 tahun, Masjid Al Akbar terus berinovasi dalam menghadirkan dakwah yang relevan dengan kebutuhan umat.
Dalam paparannya, H. Helmy menjelaskan dinamika perkembangan dakwah di Masjid Al Akbar. Pada periode 2001–2006, dakwah masih dilakukan secara manual dan analog. Seiring berkembangnya kebutuhan jamaah, tahun 2007 menjadi titik awal inovasi dengan dilakukan survei kepuasan jamaah dan pengisian database umat. Tak berhenti di situ, tahun 2010, Masjid Al Akbar meluncurkan Broadcast Message melalui SMS Centre untuk memperluas jangkauan dakwah secara cepat dan efektif. Memasuki era digital, sejak 2017 hingga kini, dakwah Masjid Al Akbar bertransformasi melalui pemanfaatan media sosial dan platform digital lainnya, menjadikan dakwah lebih interaktif dan menjangkau lebih luas.
Fenomena menarik lain yang ditemukan oleh mahasiswa adalah inovasi di bidang sosial-ekologis, seperti pengembangan urban farming dan pembangunan greenhouse di lingkungan masjid. Selain itu, Masjid Al Akbar juga menyediakan fasilitas virtual tour, membuka akses bagi masyarakat dunia untuk mengenal masjid ini secara daring. Inovasi-inovasi ini menjadi bukti nyata bahwa pengelolaan dakwah harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman, memanfaatkan teknologi secara optimal, dan memperkenalkan nilai-nilai Islam kepada dunia dengan cara-cara yang kreatif dan relevan.
Kegiatan KKL ini menjadi momen penting bagi mahasiswa untuk menyadari bahwa manajemen dakwah tidak lagi hanya berbicara tentang penyampaian pesan keagamaan secara konvensional. Inovasi berbasis teknologi, pelayanan publik yang ramah, serta keterbukaan terhadap perkembangan global menjadi kunci utama keberhasilan pengelolaan masjid di era modern.
Dengan semangat menjejak langkah dakwah yang lebih adaptif dan inovatif, para mahasiswa diharapkan mampu membawa pengalaman berharga ini untuk kemudian diaplikasikan di berbagai medan dakwah di masa mendatang.