Sebagaimana diatur dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia, setiap anak memiliki hak untuk mendapatkan pengasuhan yang layak, baik secara fisik maupun mental. Dalam konteks ini, perhatian terhadap kesehatan mental anak menjadi hal yang krusial, terutama di lingkungan pendidikan seperti pondok pesantren. Pondok Pesantren Sabilurrasyad, sebagai lembaga pendidikan berbasis agama, memberikan perhatian khusus terhadap hak-hak ini dengan menyediakan layanan bimbingan konseling yang penting bagi perkembangan psikologis dan spiritual santri serta siswa.
Unit BK Pondok Sabilurrasyad memiliki sistem bimbingan konseling yang terstruktur untuk mendukung perkembangan mental, emosional, dan spiritual santri dan siswa. Layanan konseling individu adalah salah satu program utama dari unit ini, yang bertujuan memberikan dukungan khusus kepada santri/siswa yang mengalami masalah personal, sosial, atau akademik.
Sebagai bagian dari program magang dalam Praktik Pengalaman Profesi (PPP), 6 mahasiswa Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) UIN Walisongo Semarang terlibat langsung dalam layanan konseling individu di pondok. Layanan ini pertama kali dilaksanakan serentak pada hari Senin, 9 September 2024, dan dilanjutkan pada Kamis, 12 September 2024. Setelah pertemuan awal, mahasiswa konselor merancang janji temu dengan santri masing-masing, menjadikan sesi konseling ini lebih fleksibel. “Layanan konseling kemarin Alhamdulillah berjalan dengan lancar, santrinya juga cukup aktif untuk berinteraksi dengan kami,” ujar salah satu mahasiswa yang telah melaksanakan tugasnya menjadi konselor pada layanan konseling individu tersebut.
Pelaksanaan konseling individu dilakukan di berbagai tempat sesuai keinginan santri, seperti di saung, ruang layanan konseling, dan area lain (masih dalam kawasan pondok) yang dianggap nyaman. Proses konseling ini mencakup beberapa tahapan, mulai dari rekomendasi dan identifikasi kasus, kolaborasi dengan pamong dan pihak unit BK, penjadwalan sesi konseling, hingga laporan hasil konseling.
Tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam layanan ini termasuk keterbatasan waktu dan jadwal yang padat, baik dari pihak santri/siswa maupun mahasiswa sendiri. Namun, hal ini juga menjadi peluang bagi mahasiswa untuk belajar mengatur waktu secara efektif. Kerja sama dengan pamong dan guru sangat penting dalam membantu mahasiswa memahami karakter dan latar belakang masalah yang dihadapi oleh santri/siswa.
Dengan adanya layanan konseling individu ini, menjadi pembelajaran bahwa hal ini dapat membantu santri dalam mengatasi masalah yang dihadapi dan meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional mereka. Kolaborasi yang baik antara mahasiswa, pamong, dan pihak sekolah akan memastikan bahwa layanan konseling ini berjalan efektif dan memberikan manfaat signifikan bagi perkembangan santri dan siswa.