Fakfak, Senin (29/9/2025) — Suasana meriah menyelimuti rumah Bapak Kabes di Desa Offie, Distrik Teluk Patipi. Sejak pagi, masyarakat setempat berkumpul bersama mahasiswa Kuliah Kerja Dakwah Nusantara (KKDN) UIN Walisongo Semarang dan Yayasan Al-Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) untuk belajar membuat tempe, pangan bergizi yang telah lama menjadi bagian dari tradisi kuliner Indonesia.
Kegiatan dimulai pukul 08.00 WIT. Warga, khususnya ibu-ibu, bersemangat mengikuti setiap tahap pembuatan: mulai dari merendam dan merebus kedelai, mengupas kulitnya, hingga mencampur dengan ragi tempe dan membungkusnya untuk proses fermentasi. Suasana akrab tercipta, penuh tawa, canda, dan kerja sama.
Hasil tempe yang telah dibuat dibagikan kepada seluruh peserta. Setelahnya, kegiatan ditutup dengan joget bersama di halaman rumah, menambah keceriaan dan mempererat kebersamaan antara mahasiswa dan masyarakat.
Kegembiraan warga terlihat jelas. Ibu Ratih Iha dari RT 1 mengaku senang dengan pengalaman barunya. “Ternyata membuat tempe tidak sesulit yang saya kira. Bahagia sekali bisa belajar bersama mahasiswa,” tuturnya. Senada dengan itu, Ibu Jamali Iha dari RT 2 mengatakan, “Tempe bermanfaat sekali untuk lauk keluarga. Rasanya menyenangkan bisa mencoba hal baru.”
Ibu Ida bahkan melihat peluang ekonomi dari kegiatan ini. “Kalau sudah terbiasa, bisa dijual untuk menambah penghasilan keluarga. Kami sangat terbantu,” ungkapnya. Dari kalangan pemuda, Musa menilai pelatihan ini lebih dari sekadar praktik kuliner. “Selain menambah wawasan, tempe bisa menjadi pangan sehat sekaligus peluang usaha. Semoga kegiatan seperti ini terus ada,” katanya.
Abdul, Koordinator Divisi Ekonomi Kreatif KKDN, menyampaikan harapannya agar ilmu yang dibagikan dapat membawa kemandirian. “Kami ingin masyarakat tidak hanya mengonsumsi tempe, tetapi juga bisa menjadikannya sebagai sumber usaha. Semoga bermanfaat bagi desa,” ujarnya.
Hari itu, Desa Offie tak hanya belajar membuat tempe, tetapi juga merasakan hangatnya kebersamaan. Tawa, gerak bersama, dan semangat gotong royong menjadi bukti bahwa berbagi ilmu dengan ketulusan selalu meninggalkan kesan mendalam di hati masyarakat.
Kreator: POSKO V KKN Misi Khusus Papua