Bandung, 11 November 2025 — Tim MORA-AIR Found Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Walisongo Semarang menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Dekonstruksi Hegemoni Budaya Patriarkal dan Doktrin Ideologi Eskatologis dalam Fenomena Radikalisme-Ekstremisme Perempuan Muslimah di Indonesia.”

Kegiatan ini menjadi ruang ilmiah bagi para peneliti, praktisi, dan pendamping sosial untuk mengurai secara kritis keterlibatan perempuan dalam jaringan ekstremisme, ditinjau dari perspektif budaya, ideologi, dan sosial-keagamaan.

Dalam paparannya, Prof. Dr. H. Ilyas Supena, M.Ag., selaku peneliti utama, menjelaskan bahwa riset ini merupakan bagian dari kajian multi-tahun yang berfokus pada dinamika ideologi, pembinaan, dan pemberdayaan eks-narapidana terorisme (napiter) perempuan.

“Pada tahun pertama, penelitian menelusuri kronologi keterlibatan perempuan hingga profiling akademis mereka. Tahun kedua diarahkan pada pembinaan serta penguatan kesadaran ideologis dan sosial untuk menumbuhkan kembali semangat kebangsaan dan cinta NKRI. Sementara tahun ketiga berfokus pada aspek pemberdayaan eks-napiter dalam kehidupan sosialnya,” ungkap Prof. Ilyas Supena.

FGD ini turut menghadirkan narasumber lintas lembaga yang memiliki pengalaman langsung dalam penanganan dan pendampingan eks-napiter perempuan, di antaranya:

  • N., eks-narapidana kasus “Bom Panci” Indramayu, yang memberikan testimoni reflektif tentang perjalanan kesadaran ideologisnya;
  • Laelani Indah Prihatin, A.Md.IP., S.H., M.H., Pembimbing Kemasyarakatan Madya BAPAS Kelas I Cirebon, yang memaparkan strategi pembinaan dan reintegrasi sosial eks-napiter perempuan;
  • Taufik Andri Susanto, Executive Director Yayasan Prasasti Perdamaian Jakarta, yang menyoroti strategi deradikalisasi berbasis komunitas dan literasi damai;
  • Catur Yuliwiranto, S.ST., M.S.W., Pembimbing Kemasyarakatan BAPAS Kelas I Semarang, yang membagikan pengalaman lapangan dalam proses reintegrasi sosial.

Diskusi berlangsung dinamis dan menunjukkan pentingnya kolaborasi lintas lembaga dalam upaya deradikalisasi dan rekonstruksi ideologi perempuan eks-napiter. Melalui pendekatan akademik, sosial, dan humanis, kegiatan ini diharapkan dapat melahirkan rekomendasi kebijakan yang berkelanjutan dalam pembinaan dan pemberdayaan perempuan mantan narapidana terorisme di Indonesia.