Semarang, 3 Desember 2025 — Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Walisongo Semarang menyambut kepulangan mahasiswa peserta Kuliah Kerja Dakwah Nusantara (KKDN) dari misi pengabdian di Papua. Rombongan tiba di Kampus III UIN Walisongo Semarang pada pukul 07.30 WIB dan disambut Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat LP2M UIN Walisongo, Moh. Masrur, M.Ag., yang didampingi jajaran dekanat, kaprodi, dan sekprodi di lingkungan FDK. Setibanya di kampus, para mahasiswa langsung mengikuti rangkaian acara penyambutan sekaligus pelepasan sebagai penutup resmi pelaksanaan misi.
Kepulangan ini menjadi kelanjutan dari program yang sebelumnya diberangkatkan melalui skema Kuliah Kerja Nyata Misi Khusus (KKN MK) di Kabupaten Fakfak, Papua Barat, yang menegaskan komitmen FDK dalam misi kemanusiaan dan dakwah transformatif. Pada pemberangkatan awal, FDK UIN Walisongo mengirim 57 mahasiswa lintas lima program studi—Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Komunikasi dan Penyiaran Islam, Pengembangan Masyarakat Islam, Manajemen Dakwah, serta Manajemen Haji dan Umrah—dengan pembekalan moderasi beragama, keterampilan kewirausahaan, hingga pemahaman kultur Papua.
Dalam sesi penyambutan, suasana haru dan syukur terasa kuat. Salah satu peserta, Wardah Rida Lailatul Mukaromah, mengaku bahagia karena akhirnya bisa kembali ke UIN Walisongo Semarang tanpa kekurangan apa pun. Ia juga menyampaikan bahwa selama menjalankan misi di lokasi, para mahasiswa merasa diterima dengan hangat oleh masyarakat. “Di sana kami senang, rasanya seperti punya keluarga baru. Alhamdulillah sekarang kembali dengan selamat,” ungkapnya.
Ketua LP2M bersama jajaran dekanat FDK menyampaikan rasa syukur dan kebahagiaan atas kepulangan seluruh mahasiswa dalam keadaan selamat serta telah menuntaskan misi dakwah dan pengabdian. Mereka turut mengapresiasi dedikasi mahasiswa yang dinilai sukses menjaga etika, integritas, dan membawa nama baik UIN Walisongo Semarang selama menjalankan program. Spirit ini sejalan dengan pesan dalam pemberangkatan KKN Misi Khusus sebelumnya, bahwa pengabdian di Papua bukan sekadar agenda akademik, melainkan kontribusi nyata untuk menghadirkan kesejukan dan kedamaian melalui dakwah berbasis keilmuan.
Sementara itu, Dekan FDK menegaskan bahwa KKDN bukan hanya kegiatan pengabdian rutin, melainkan wujud nyata implementasi Merdeka Belajar–Kampus Merdeka (MBKM). Melalui program ini, mahasiswa tidak sekadar “datang dan mengabdi”, tetapi benar-benar menguji, mempraktikkan, dan menguatkan kompetensi yang diperoleh di kampus melalui kerja lapangan yang nyata. Dekan juga berharap pengalaman KKDN ini menjadi awal yang baik bagi tradisi pengabdian FDK yang semakin berdampak, sekaligus menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk berani mengambil peran dalam misi-misi dakwah dan pemberdayaan di berbagai wilayah Indonesia.
Dengan berakhirnya rangkaian KKDN ini, FDK UIN Walisongo kembali menegaskan arah brandingnya: dakwah yang turun ke lapangan, berbasis ilmu, dan menjangkau nusantara. Kepulangan mahasiswa bukan hanya penutup perjalanan, melainkan penanda bahwa dakwah transformatif yang dibangun FDK tidak berhenti di ruang kelas—tetapi hadir, bekerja, dan memberi arti di tengah masyarakat, termasuk hingga pelosok timur Indonesia.
